🐈⬛ Khutbah Jumat Ciri Orang Bertaqwa
Jumat15 Oct 2021 05:30 WIB. Red: Ani Nursalikah. 0. Naskah Khutbah Jumat: Keistimewaan Orang Bertakwa. Foto: Pixabay. Orang bertakwa adalah orang yang selalu berhati-hati menjaga tutur kata dan laku. REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Moch. Arief Luqman Hakim, Mubaligh Muhammadiyah. Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
CIRICIRI ORANG YANG BERTAQWA. Salah satu perintah Allah swt. yang banyak disebutkan dalam al-Qur'an dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. adalah agar kita, orang-orang mukmin, berusaha mencapai tingkat/derajat taqwa. Taqwa kepada Allah swt. begitu penting, karena dengan taqwa ini, seseorang mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Allah swt.
CiriCiri Orang Bertakwa, Khutbah Jumat Singkat. Kamis 26 Agustus 2021 | 14:41. 6 min read. ADVERTISEMENT. Ciri-Ciri Orang Bertakwa, Khutbah Jumat Singkat (Ilustrasi freepik.com) Ciri-Ciri Orang Bertakwa, Khutbah Jumat Singkat oleh Fimas Maulana Al-Jufri SPsi MPd, Anggota Majelis Tabligh PWM Jatim. إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
Diantara ciri-ciri orang yang bertaqwa kepada Allah itu adalah: 1. Gemar menginfaqkan harta bendanya di jalan Allah, baik dalam waktu sempit maupun lapang. Khutbah Jum'at Shalat Merupakan Kewajiban Orang Mu KHUTBAH JUM'AT " KEWAJIBAN BERTAQWA KEPADATAQWA KE KHutbah Jum'at Akibat Maksiat Suatu Negeri; Khutbah Idhul Fitri, Songsong
Kinikita memasuki bulan Syawal setelah sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan yang tujuan utamanya adalah membentuk taqwa. Karenanya, khutbah Jumat Bulan Syawal ini mengambil tema 5 Karakter Orang Bertaqwa dan Keutamaannya. Seperti kita hafal dari Surat Al-Baqarah ayat 183, tujuan utama puasa adalah la'allakum tattaqun. Agar kita semua
BacaJuga:Khutbah Jumat: Ramadhan dan Ketakwaan. Ciri keempat orang yang bertakwa adalah selalu sadar bahwa dunia bukan hunian terakhir baginya, dunia bukan tempat tinggal asalnya, dia akan kembali ke kampung halaman asalnya, tempat dimana ayah dan ibu moyangnya sempat tinggal, yakni akhirat. Orang bertakwa akan selalu berfikir masa depan
KhutbahJumat: Ciri-ciri Orang yang Dicintai Allah: Novi Amanah Jum 12 Muharram 1443, 20- 08- 2021. 1.180. KH Kgs Nawawi Dencik Al Hafizh saat menyampaikan khotbah jumat di Masjid At Thoriq Mardhotillah Palembang. ASSAJIDIN.COM — khutbah pertama.
Salahsatu perintah Allah swt. yang banyak disebutkan dalam al-Qur'an dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. adalah agar kita, orang-orang mukmin, berusaha mencapai tingkat/derajat taqwa. Taqwa kepada Allah swt. begitu penting, karena dengan taqwa ini, seseorang mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Allah swt.
Jadi ciri pertama adalah dibimbing oleh Allah pada kebaikan. Ketika berbuat dosa, ia tidak kebablasan, tetapi dibimbing untuk sadar dan bertobat kepada-Nya. Jamaah sidang Jum'at rahimakumullah. Kemudian ciri yang kedua dari orang yang dicintai Allah ta'ala adalah Allah Ta'ala akan mengumpulkannya dengan orang yang mencintai dirinya
. KHUTBAH CIRI-CIRI ORANG YANG BERTAQWA Salah satu perintah Allah swt. yang banyak disebutkan dalam al-Qur’an dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. adalah agar kita, orang-orang mukmin, berusaha mencapai tingkat/derajat taqwa. Taqwa kepada Allah swt. begitu penting, karena dengan taqwa ini, seseorang mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Allah swt. Taqwa adalah buah dari pohon ibadah. Ia merupakan tujuan utama dari setiap perintah ibadah kepada Allah swt. Perintah berpuasa misalnya bertujuan untuk meningkatkan derajat ketakwaan bagi orang-orang beriman. Taqwa yang sesungguhnya hanya diperoleh dengan cara berupaya secara maksimal melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangannya. Ketaatan ini adalah ketaatan yang tulus, tidak dicampuri oleh riya atau pamrih. Banyak sekali ayat-ayat Allah maupun hadis Nabi saw. yang menekankan perintah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Di antarnya adalah firman Allah swt. يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. QS. Ali Imran 3102. Firman Allah tentang kedudukan orang-orang yang bertaqwa إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan”. QS. An-Naba’ 78 وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا. وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ “Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menadakan baginya jalan keluar. Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya”. QS. Ath-Thalaq 65 2-3. Taqwa kepada Allah artinya mempunyai kesadaran akan kehadiran-Nya. Allah selalu dekat dan menyertai kita, selalu mengawasi setiap perbuatan kita sehingga menimbulkan kesadaran agar kita senantiasa berhati-hati, jangan sampai menyimpang dari tuntunan, ajaran, dan ketentuan-ketentuan Allah swt. dalam kehidupan keseharian kita. Hal tersebut akan mendatangkan ketentraman dan ketenangan hati serta kesejahteraan dan keselamatan baik dalam kehidupan di dunia yang sebentar ini, maupun dalam kehidupan di akhirat yang langgeng kelak. Apakah kita sudah berhasil mencapai tingkat taqwa tersebut? Hanya Allah swt. dan kita masing-masinglah yang mengetahuinya dengan tepat. Salah satu ayat al-Qur’an yang membicarakan taqwa adalah surah al-A’raf ayat 26 sebagai berikut يابنى آدم قد أنزلنا عليكم لباسا يوارى سوءاتكم وريشا ولباس التقوى ذلك خير ذلك من ءايات الله لعلهم يذكرون “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”. Dalam ayat ini, Allah menyatakan bahwa Ia telah menyediakan dua macam pakaian bagi manusia Pertama, pakaian lahir yang mempunyai 2 dua fungsi pokok, yaitu untuk menutupi aurat atau melindungi fisik orang dari bahaya yang datang dari luar dan fungsi kedua sebagai hiasan. Para ulama menjelaskan bahwa pakaian lahir yang disebut dalam ayat itu, di samping pakaian yang kita kenakan sehari-hari, berarti pula semua kenikmatan duniawi yang dianugrahkan Tuhan kepada kita yang memang kita butuhkan dalam hidup ini. Misalnya kesehatan badan, penguasaan ilmu pengetahuan yang luas dan dalam, perolehan rezeki/harta yang cukup, dan kekuasaan duniawi. Itu semua adalah perkara lahir yang dibuthkan manusia dalam hidupnya di dunia ini. Kedua, pakaian batin, atau dalam ayat di atas disebut “pakaian taqwa”. Pakaian taqwa ini –menurut ayat di atas- ternyata lebih baik dan lebih pentng ketimbang pakaian lahir. Ini karena pakaian taqwa akan memperindah ruhani, hati dan jiwa manusia. Pakaian taqwa akan menentukan apakah pakaian lahir tadi bermanfaat atau tidak. Banyak orang berpakaian lahir, tapai tidak berpakaian taqwa, maka pakaian lahir tadi tidak memberikan manfaat apa-apa untuknya di dunia maupun di akhirat. Al-Hasan al-Bashri, ulama besar yang hidup pada akhir abad VII M, dalam telaahnya tentang pengertian taqwa yang terkandung dalam surah al-A’raf ayat 26 di atas, mengungkapkan ciri-ciri orang yag bertaqwa kepada swt., sebagai berikut Teguh dalam keyakinan dan bijaksana dalam pelaksanaannya; Tampak wibawanya karena seuma aktivitas hidupnya dilandasi kebenaran dan kejujuran; Menonjol rasa puasnya dalam perolehan rezeki sesuai dengan usaha dan kemampuannya; Senantiasa bersih dan berhias walaupun miskin; selalu cermat dalam perencanaan dan bergaya hidup sederhana walaupun kaya; Murah hati dan murah tangan Tidak menghabiskan waktu dalam perbuatan yang tidak bermanfaat; Tidak berkeliaran dengan membawa fitnah Disiplin dalam tugasnya; Tinggi dedikasinya; Terpelihara identitas muslimnya setiap perbuatannya berorientasi kepada terciptanya kemaslahatan/kemanfaatan masyarakat; Tidak pernah menuntut yang bukan haknya serta tidak menahan hak orang lain; Kalau ditegur orang segera intropeksi. Kalau ternyata teguran tersebut benar maka dia menyesal dan mohon ampun kepada Allah swt. serta minta maaf kepada orang yang tertimpa oleh kesalahannya itu; Kalau dimaki orang dia tersenyum simpul sambil mengucapkan “Kalau makian anda benar saya bermohon semoga Allah swt. mengampuniku. Kalau teguran anda ternyata salah, saya bermohon agar Allah mengampunimu. Kalau kita mempunya ciri-ciri seperti di atas, berarti kita pantas merasa telah mencapai tingkat ketaqwaan keapda Allah swt. dan tentu harus kita pwlihara serta tingkatkan terus menerus. Pakaian taqwa dengan ciri-ciri seperti di atas yang telah kita perjuangkan; menenunnya/merajutnya dengan susah payah sepanjah hidup kita ini janganlah dirusak lagi. Semoga Allah swt. menuntun kita masing-masing untuk mencapai tingkat taqwallah seperti di atas.
- Contoh teks khutbah Jumat bulan Syawal kali ini akan membahas tentang karakter orang bertaqwa dalam agama menjadi salah satu sifat dan perilaku yang sebaiknya dimiliki kaum muslim. Bertakwa membuat seseorang menjadi lebih mulia baik dihadapan makhluk maupun Allah Swt. Selain itu, bertakwa memiliki imbas besar pada diri seorang yang bertakwa mempunyai beberapa tanda-tanda di antaranya gemar bersedekah, tidak mudah tersulut amarah, hingga bertaubat apabila melakukan dosa. Teks Khutbah Jumat Bulan Syawal 2023 5 Karakter Orang Bertaqwa Bismillaahirrahmaanirrahiim..Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,إِنَّ الحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَامُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِدّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيّ الأُمِيّ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدَه فَيَا مَعَاشِرَ المُسْلِمِيْن. أُصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا تَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوا قَوْلًا سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًاAlhamdulillah. Segala puji bagi Allah Swt. Dan hanya kepada Allah kita semua kembali. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad Saw, sosok yang telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,Berkat nikmat iman, Islam, dan sehat, kita semua pada hari ini, Jumat, 28 April 2023 dapat berkumpul dalam majelis salat dan khotbah Jumat yang insyaallah dirahmati Allah Swt tanpa halangan suatu tidak lupa, khatib, tidak lupa untuk mengingatkan kepada diri sendiri maupun Jemaah sekalian untuk selalu bertakwa kepada Allah Swt. Sebab, sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bertakwa, menjalankan segala perintah dan menjauhi kesempatan ini, khatib akan menyampaikan khotbah berjudul “5 Karakter Orang Bertaqwa.” Sebenarnya terdapat banyak karakter orang beriman, namun dalam hal ini khotib hanya menjabarkan 5 poin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,Bertakwa merupakan sikap yang berdasar atas cinta dan takut sehingga menimbulkan kesadaran dalam diri untuk senantiasa merasa bahwa perilaku hingga isi hati seorang muslim diketahui Allah Swt. Maka dari itu, umat Islam akan selalu menjalankan segala perintah dan menjauhi seluruh larangan Allah yang bertakwa mempunyai sikap positif yang ditunjukan dengan pembenaran dalam hati iman kemudian diimplementasi maupun diwujudkan dalam perbuatan baik atau amalan saleh. Oleh sebab itu, apabila seseorang memiliki iman namun tidak beramal, sungguh ketakwaannya diragukan yang paling dekat dengan Allah adalah mereka yang bertakwa. Semakin tinggi tingkat ketakwaannya, semakin dekat pula dirinya dengan Sang Pencipta. Allah Swt. dalam Surah Al-Hujurat ayat 13 berfirman sebagai berikutيٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌArab LatinnyaYā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa jaalnākum syuūbaw wa qabā'ila litaārafū, inna akramakum indallāhi atqākum, innallāha alīmun khabīrun.Artinya“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti,” QS. Al-Hujurat [49] 13.Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,Terdapat beberapa tanda seseorang yang bertakwa kepada Allah Swt. di samping dalam hatinya ada iman. Pertama, suka bersedekah yakni memberi kepada orang yang membutuhkan baik dalam kondisi lapang maupun sempit dengan ikhlas. Allah Swt. menganjurkan umat Islam bersedekah sebagaimana bunyi Surah Ali Imran ayat 134 sebagai berikutالَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚArab LatinnyaAl-lażīna yunfiqūna fis-sarrā'i waḍ-ḍarrā'i wal-kāẓimīnal gaiẓa wal-āfīna anin-nāsi, wallāhu yuḥibbul-muḥsinīna.Artinya“[yaitu] orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan [kesalahan] orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan,” QS. Ali Imran [3] 134.Bersedekah dalam Islam dicontohkan langsung para nabi hingga ulama. Sebab amalan ini memiliki tingkatan yang tinggi, demi kemasalahan kedua dari orang yang bertakwa adalah mampu menahan amarah. Emosi atau marah merupakan hal wajar bagi manusia. Namun, menahan amarah sehingga terjerumus dalam emosi menjadi perkara bukanlah penyelesai masalah. Marah justru dapat menimbulkan masalah-masalah lainnya. Oleh sebab itu, umat Islam sebaiknya senantiasa berpikiran dingin dan menahan amarahnya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw. pernah bersabda sebagai berikutلَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِArab LatinnyaLaisasy syadiidu bishshura'ati innamaasy syadiidul ladzii yamliku nafsahu 'indal Latinnya“Orang yang kuat bukanlah orang [menang dalam] gulat, tetapi orang kuat [yang sebenarnya] adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah,” HR. Bukhari dan Muslim.Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,Tanda karakter orang bertakwa ketiga adalah mudah memberi maaf. Orang-orang yang bertakwa memiliki hati yang luas sehingga mudah memberikan maaf atas kesalahan orang lain. Allah Swt. dalam Surah Al-A’raf ayat 19 menganjurkan kepada kaum muslim pandai memaafkan sebagai berikutخُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَArab LatinnyaKhużil-afwa wa'mur bil-urfi wa ariḍ anil-jāhilīna.Artinya“Jadilah pemaaf, perintahlah [orang-orang] pada yang makruf, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh,” QS. Al-A'raf [7] 199.Karakter keempat dari orang yang bertakwa adalah gemar berbuat baik. Orang-orang yang bertakwa tidak suka mengganggu urusan orang lain, dan berusaha membantu apabila orang lain membutuhkan bantuannya. Allah Swt. menganjurkan kaum muslim berbuat baik kepada sesama sebagaimana Surah An-Nisa ayat 36 sebagai berikut۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙArab LatinnyaWabudullāha wa lā tusyrikū bihī syai'aw wa bil-wālidaini iḥsānaw wa biżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wal-jāri żil-qurbā wal-jāril-junubi waṣ-ṣāḥibi bil-jambi wabnis-sabīli, wa mā malakat aimānukum, innallāha lā yuḥibbu man kāna mukhtālan fakhūrān.Artinya“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri,” QS. An-Nisa [4] 36.Karakter kelima dari orang bertakwa adalah segera bertaubat apabila berbuat dosa kepada Allah Swt. Manusia merupakan makhluk yang tidak luput dari salah dan dosa. Maka dari itu, terlepas telah melakukan dosa. Umat Islam harus bertaubat dan memohon ampun kepada Allah Swt sebagai bunyi Surah Ali Imran ayat 135 sebagai berikutوَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَArab LatinnyaWal-lażīna iżā faalū fāḥisyatan au ẓalamū anfusahum żakarullāha fastagfarū liżunūbihim, wa may yagfiruż-żunūba illallāhu, wa lam yuṣirrū alā mā faalū wa hum yalamūna.Artinya“Demikian [juga] orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka [segera] mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Siapa [lagi] yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan apa yang mereka kerjakan [perbuatan dosa itu] sedangkan mereka mengetahui[-nya],” QS. Ali Imran.Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,Demikianlah khotbah 5 karakter orang bertakwa. Semoga apa yang telah disampaikan memberikan kebermanfaatan untuk khatib maupun para jemaah. Mari kita praktekan karakter-karakter orang bertakwa dalam sendi-sendi Allah Swt. menjadi rida kepada kita. Aamiin allahumma اللهُ لَنَا وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الكَرِيْمِ وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ juga Khutbah Sholat Gerhana Matahari 2023 Tanda Kebesaran Allah Swt. Khutbah Jumat Akhir Ramadhan 2023 Hikmah Idul Fitri Beda Hari - Sosial Budaya Penulis Syamsul Dwi MaarifEditor Yulaika Ramadhani
Siapakah diantara kaum muslimin yang tidak kenal istilah takwa? Sering kali dalam khutbah seorang khatib selalu mewasiatkan untuk takwa kepada Allah. Sebenarnya, apa itu takwa?? Pengertian Takwa Secara Bahasa dan Istilah Definisi takwa secara bahasa menurut kamus mu’jam al wasith adalah al khasyah dan al khauf yang artinya takut dan khawatir. Sedangkan secara istilah takwa yang akan kita bahas kali ini ialah takwa kepada Allah subhanahu wata’ala, yang artinya adalah takut kepada kepada Allah dengan senantiasa menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Baca Juga 6 Hikmah Zakat dalam Kehidupan Ciri-ciri Orang Bertakwa Al-Quran telah banyak sekali menyebutkan dan membicarakan tentang siapa dan bagaimana ciri-ciri orang yang bertakwa. Berikut ini akan kami jelaskan ciri mereka yang terkandung dalam surat Al-Baqoroh ayat 1 – 5 1. Pedomannya Adalah Al-Quran Al-Quran adalah firman Allah ta’ala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wasallam yang apabila kita membacanya maka bernilai pahala. Ia merupakan pedoman utama bagi seluruh kaum muslimin. Di dalam kitab ini terdapat firman-firman Allah yang tidak ada sedikitpun keraguan di dalamnya. Semua ayat dalam Al-Quran adalah mutlak kebenarannya dan tidak ada kesalahan satupun. Maka termasuk ciri seorang muslim yang bertakwa ialah apabila ia menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk baginya. الم* ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ Alif laam miim. Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, QS. Al-Baqarah 1-2 Al-Muttaqin yang di maksud dalam ayat tersebut adalah mereka yang khawatir akan hukuman dari Allah jika meninggalkan perintah dari-Nya dan senantiasa berharap pada rahmat Allah karena mengakui kebenaran segala apapun yang datang dari-Nya. Seperti apa yang ditafsirkan oleh Ibnu Abbas radhiallaahu anhu berikut ini yang termaktub dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir sebagai berikut عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ {لِلْمُتَّقِينَ} أَيْ الَّذِينَ يَحْذَرُونَ مِنَ اللَّهِ عُقُوبَتَهُ فِي تَرْكِ مَا يَعْرِفُونَ مِنَ الْهُدَى، وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ فِي التَّصْدِيقِ بِمَا جَاءَ بِهِ Ibnu Abbas menafsirkan kata [bagi mereka yang bertakwa], adalah Ialah orang-orang yang takut akan hukuman dari Allah karena meninggalkan petunjuk yang mereka ketahui, dan mengharapkan rahmat-Nya karena mengakui kebenaran apapun yang datang dari-Nya. Tafsir Ibnu Katsir 2. Beriman dengan Hal Ghaib Ciri-ciri kedua orang bertaqwa adalah beriman kepada yang ghaib. Disebutkan dalam firman Allah ta’ala الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ mereka yang beriman kepada yang ghaib QS. Al-Baqarah 3 Iman secara bahasa adalah membenarkan Tashdiq dan mengakui Iqrar, sedangkan ghaib berarti tidak terlihat. Adapun yang dimaksud beriman kepada yang ghaib pada ayat tersebut adalah beriman kepada segala hal yang ghaib seperti beriman kepada Allah, malaikat, hari kiamat, dan lain sebagainya. Disebutkan dalam tafsir عَنْ الرَبِيْعِ بْنِ أَنَسٍ، الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بَالْغَيْبِ آمَنُوْا بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، وَجَنَّتِهِ وَنَارِهِ وَلِقَائِهِ، وَآمَنُوا بِالْحَيَاةِ بَعْدَ الْمَوْتِ. فَهَذَا كُلُّهُ غَيْبٌ Dari Ar-rabi’ ibnu Anas, bahwa maksud dari [mereka yang beriman kepada yang ghaib] adalah Mereka beriman kepada Allah, malaikat-Nya, para utusan-Nya, hari kiamat, surga-Nya, neraka-Nya, bertemu dengan-Nya, dan beriman dengan kehidupan setelah kematian, yang mana itu semua merupakan perkara yang ghaib. Tafsir Ath-Thabari Beriman kepada Allah adalah mempercayai bahwa Allah itu Dzat yang Maha Wujud, Maha Esa baik itu dari segi uluhiyyah, rububiyyah, maupun asma’ wa sifat-Nya. Konsekuensi dari beriman kepada Allah adalah beriman kepada segala hal yang berasal dari-Nya, baik itu hal yang tampak maupun tidak tampak atau ghaib. Maka yang dikatakan orang yang beriman adalah orang yang beriman terhadap apa saja yang dikabarkan oleh Allah ta'ala dalam Al Quran melalui lisan Rasul-Nya seperti adanya malaikat, para utusan terdahulu, hari kiamat, surga, neraka, kehidupan setelah mati dan lain sebagainya. Apabila ia hanya beriman pada Allah namun tidak beriman kepada apa yang datang dari-Nya maka ia tidak dikatakan beriman kepada Allah. Karena ia telah menafikan konsekuensi dari iman kepada Allah itu sendiri. 3. Mendirikan Shalat Adapun ciri-ciri orang bertaqwa yang ketiga adalah bahwa ia senantiasa mendirikan sholat. Allah ta’ala berfirman وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ yang mendirikan shalat Al-Baqarah 3 Apabila kita memperhatikan firman Allah tentang perintah sholat maka kita akan mendapati kata "sholat" selalu didahului dan disandingkan dengan lafadz aqiimuu atau yuqiimu, atau yuqiimuuna, dan sejenisnya yang artinya adalah “mendirikan” atau "menegakkan". Jarang sekali bahkan mungkin tidak kita jumpai lafadz yang mengandung arti perintah sholat dalam Al-Quran langsung berbentuk fi’il amr, seperti sholluu atau sholli, kecuali dalam shurat Al-Kautsar dimana makna perintah sholat yang dimaksud bukanlah sholat lima waktu yang diwajibkan, akan tetapi bermakna sholat idul adha. Maka dari itu firman Allah yang berkaitan dengan sholat menunjukkan bahwa sholat itu bukan hanya sekedar dikerjakan. Akan tetapi sholat itu harus didirikan atau ditegakkan Iqoomussholah. عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ{وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ} قَالَ إِقَامَةُ الصَّلَاةِ تَمَامُ الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ وَالتِّلَاوَةِ وَالْخُشُوعِ وَالْإِقْبَالِ عَلَيْهَا فِيهَا Dari Ibnu Abbas, maksud dari [yang mendirikan shalat] adalah Menegakkan shalat adalah menyempurnakan rukuk, sujud, bacaan, khusyuk, dan menghadirkannya di dalam shalat. Tafsir Ath-Thabari Telah jelas perkataan Ibnu Abbas tersebut bahwa mendirikan shalat itu berbeda dengan sekedar mengerjakannya. Mendirikan sholat itu mencangkup setiap kesempurnaan seseorang ketika melaksanakannya. Maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa termasuk ciri orang-orang yang bertakwa ialah seorang yang berusaha untuk sempurna tatkala melaksanakan shalatnya. Baik itu ketika berdiri, rukuk, sujud maupun kekhusyukannya. Ketika rukuk, mereka benar-benar berusaha menjadikan rukuknya sesempurna mungkin sebagaimana apa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam. Ketika sujud, maka dengan segenap kemampuannya ia berusaha agar seluruh anggota badan mereka bersujud kepada Allah subhanahu wata’ala dengan sempurna. Bacaan ayat Al-Quran, doa-doa, dan pujian-pujian yang mereka ucapkan dalam shalat juga diucapkan dengan benar disertai penghayatan yang mendalam terhadap apa yang mereka ucapkan. Pikiran dan hati mereka senantiasa fokus, khusyuk dan tidak teralihkan terhadap hal-hal lain diluar sholat. Ketika syaitan membisikkan waswas ke dalam hatinya maka mereka berusaha melawan dan menolaknya agar kembali pada kekhusyukannya. 4. Menginfakkan Sebagian Rezeki Ciri orang yang taqwa selanjutnya adalah menginfaqkan sebagian rezeki yang mereka miliki. Allah ta’ala berfirman وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Al-Baqarah 3 Sesungguhnya hakikat rezeki adalah pemberian dari Allah. Termasuk diantara ciri orang-orang yang bertakwa yaitu mereka akan senantiasa menginfakkan rezeki yang mereka miliki karena mereka mengetahui bahwa hakikatnya harta itu bukan miliknya. Mereka meninfaqkan sebagian rezekinya semata-mata hanya karena ingin mengharap kedekatan diri kepada Allah subhanahu wata’ala. عَنِ الضَّحَّاكِ {§وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ} قَالَ كَانَتِ النَّفَقَاتُ قُرُبَاتٍ يَتَقَرَّبُونَ بِهَا إِلَى اللَّهِ عَلَى قَدْرِ مَيْسُورِهِمْ وَجَهْدِهِمْ، حَتَّى نَزَلَتْ فَرَائِضُ الصَّدَقَاتِ سَبْعُ آيَاتٍ فِي سُورَةِ بَرَاءَةٍ، مِمَّا يُذْكَرُ فِيهِنَّ الصَّدَقَاتُ، هُنَّ الْمُثْبَتَاتُ النَّاسِخَاتُ Dari Ad-dhohak, yang dimaksud [dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka] adalah Yaitu nafkah-nafkah qurubaat yang mana dengan nafkah tersebut mereka mendekatkan diri kepada Allah sesuai kadar kemudahan dan kesungguhan mereka dalam menafkahkannya, sehingga turunlah sedekah wajib yakni zakat yaitu tujuh ayat dalam surat Bara’ah At-taubat, dari berbagai sedekah yang Allah sebutkan dalam ayat-ayat tersebut. Yang mana tujuh ayat tersebut merupakan ketetapan dan nasikh ataupengganti hukum dari ayat ini. Tafsir Ath-Thabari Dahulu di zaman Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam tatkala ayat ini diturunkan, belum disebutkan ketentuan jumlah harta yang harus infaqkan dan kepada siapa harta tersebut diserahkan. Sehingga ayat ini difahami para sahabat bahwa yang dimaksud ayat ini adalah menginfaqkan harta kepada keluarganya. Mereka para sahabat yang memiliki ketakwaan yang tinggi tentu akan berlomba-lomba untuk memperbanyak infak dari rezeki yang mereka peroleh bahkan sampai hampir menghabiskannya. Lalu setelah surat At-Taubah ayat 60 turun maka mulailah ada kewajiban zakat dengan ketentuan jumlah harta yang ditetapkan dan kepada siapa harta tersebut diserahkan. Namun, menurut Ibnu Jarir ayat ini bermakna umum yaitu bisa nafkah dan juga zakat. Maka dalam ayat ini dapat kita ambil pengertian bahwa orang-orang yang bertakwa memiliki ciri khas yaitu selalu menginfaqkan atau menafkahkan hartanya kepada yang berhak mendapatkan nafkahnya; seperti keluarga, anak-anak, orang tua, istri dan lain sebagainya. Ia juga senantiasa mendatangkan kewajiban-kewajiban yang berkenaan dengan hartanya baik itu zakat maupun nafkah. 5. Beriman kepada Kitab-kitab Allah Ciri berikutnya dari orang yang bertakwa adalah ia beriman kepada kitab-kitabnya Allah. Allah ta’ala berfirman وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ dan mereka yang beriman kepada Kitab Al Quran yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu Al-Baqarah 4 Manusia adalah makhluk lemah yang tidak mengetahui kebenaran tanpa ada yang menunjukkannya. Maka dari itu agar mereka mengetahui kebenaran, Allah mengutus diantara para hamba-Nya untuk menjadi seorang Rasul. Mereka diutus oleh Allah dengan membawa kitab yang berisi kebenaran dari Allah. Diantara kitab yang telah diturunkan oleh Allah ialah Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud alaihis salam, Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa alaihis salam, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa alaihis salam, dan Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wasallam. Orang yang bertakwa adalah orang yang beriman kepada semua kitab tersebut dan mengakui kebenar pada kitab-kitab tersebut bahwa datangnya adalah benar dari Allah subhanahu wata’ala. Orang yang bertakwa tidak membeda-bedakan semua kitab tersebut dan tidak pula membanding-bandingkannya, karena turunnya adalah benar-benar dari Allah subhanahu wata’ala. Lalu mengapa saat ini ada yang memperdebatkan antara kitab Al-Quran dengan kitab yang lainnya? Jawabannya adalah karena kitab selain Al-Quran yang beredar saat ini bukan berasal dari Allah. Mereka ahli kitab banyak yang merubah-rubah isi kitab Allah. Maka dari itu kita tidak dapat mengatakan bahwa mereka sedang membanding-bandingkan kitab Al-Quran dengan kitab Allah yang lain. Karena yang sedang mereka bandingkan adalah kitab Al-Quran dengan kitab palsu yang mereka klaim berasal dari Allah. Hal ini menunjukkan bahwa, ternyata tidak semua kitab-kitab tersebut terjaga keontentikannya sampai saat ini. Banyak diantara orang-orang fasik yang sengaja merubah, dan menghilangkan sebagian dari isi kitab tersebut. Maka kitab-kitab yang dijumpai saat ini tidak bisa kita katakan 100% berasal dari Allah karena ada campur tangan manusia di dalamnya. Adapun kitab yang sampai saat ini masih terjaga keasliannya dan tidak ada satu hurufpun yang dirubah oleh manusia dan murni keasliannya dari Allah subhanahu wata’ala adalah kitab Al-Quran Al-Karim. عن ابن عباس،"والذين يؤمنون بما أنزِل إليك وما أنزل من قبلك" أَيْ يُصَدِّقُونَكَ بِمَا جِئْتَ بِهِ مِنَ اللَّهِ جَلَّ وَعَزَّ، وَمَا جَاءَ بِهِ مِنْ قَبْلِكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ، لَا يُفَرِّقُونَ بَيْنَهُمْ وَلَا يَجْحَدُونَ مَا جَاءُوهُمْ بِهِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِمْ Dari Ibnu Abbas, maksud [dan orang-orang yang beriman dengan apayang diturunkan kepadamu Muhammad dan apa yang diturunkan sebelummu] adalah Mereka membenarkanmu Muhammad dengan kitab yang engkau bawa dari Allah azza wa jalla, dan kitab yang dibawa oleh para utusan sebelummu. Mereka tidak membeda-bedakan diantara mereka, dan mereka tidak membantah kitab dari sisi Tuhan mereka yang datang kepada mereka. Tafsir Ath-Thabari 6. Meyakini Keberadaan Akhirat Ciri yang keenam dari orang yang bertakwa adalah meyakini akan keberadaan adanya akhirat. Allah ta’ala berfirman وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ serta mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat. Al-Baqarah 4 Akhirat adalah hari dimana seluruh manusia dikumpulkan untuk diberikan keadilannya. Semua hak anak Adam yang tidak diselesaikan di dunia akan diselesaikan di akhirat. Setiap orang yang dzalim akan rugi karena pahalanya akan diberikan kepada orang yang didzalimi. Setelah semua tuntutan sesama anak Adam selesai maka amalan mereka akan ditimbang oleh Allah. Barang siapa yang amalan baiknya lebih berat dari pada amalan buruknya maka surgalah tempatnya. Dan barang siapa yang amalan jeleknya lebih berat dari pada amalan baiknya maka nerakalah tempatnya. Orang yang bertakwa adalah orang yang beriman terhadap kabar akan adanya akhirat. Mereka meyakini dengan sepenuh hati bahwa akhirat itu benar-benar ada sebagaimana mereka meyakini bahwa diri mereka itu ada. عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ {وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ} أَيْ بِالْبَعْثِ وَالْقِيَامَةِ وَالْجَنَّةِ وَالنَّارِ وَالْحِسَابِ وَالْمِيزَانِ، أَيْ لَا هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آمَنُوا بِمَا كَانَ قَبْلَكَ وَيَكْفُرُونَ بِمَا جَاءَكَ مِنْ رَبِّكَ Dari Ibnu Abbas, [serta mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat] maksudnya adalah mereka yakin dengan kebangkitan, kiamat, surga, neraka, perhitungan amal, timbangan amal. Maksudnya mereka bukanlah orang-orang yang menyangka bahwa mereka beriman pada apa yang ada sebelummu Muhammad akan tetapi tidak mau beriman dengan apa yang datang kepada engkau dari tuhanmu. Tafsir Ath-Thabari Ringkasan Orang yang bertakwa adalah orang yang takut kepada Allah dan selalu mengharapkan rahmat-Nya. Al-Quran adalah petunjuk. Namun akan benar-benar menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Orang yang bertakwa meyakini bahwa hal yang ghaib itu ada walaupun mereka tidak pernah melihatnya. Orang yang bertakwa senantiasa berusaha menyempurnakan dan menegakkan shalatnya. Rizki yang pada hakikatnya adalah pemberian dari Allah akan selalu dinafkahkan sebagiannya karena mencari ridha dari Allah. Orang yang bertakwa adalah orang yang mengimani seluruh apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wasallam dan apa yang diturunkan kepada rasul-rasul alaihis salam sebelum Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wasallam. Orang yang bertakwa sangatlah yakin dengan keberadaan hari akhir.
khutbah jumat ciri orang bertaqwa